Pertemuan Orang Tua dan Koordinasi Sekolah
Diskusi ini berfokus pada koordinasi antara orang tua murid, pihak sekolah, dan Puskesmas mengenai kegiatan awal tahun ajaran, pemberian Obat Cacing, menu MBG, serta aspirasi fasilitas sekolah. Orang tua menanyakan status kelas yang baru masuk (Kelas 1dan Kelas 2) dan keberadaan Komite Sekolah. Dibahas adanya pemeriksaan kesehatan dan pemberian Obat Cacing, termasuk pertanyaan tentang jenjang kelas yang menerima obat. Terdapat klarifikasi tentang program suntik, namun tidak ada murid yang bersedia disuntik saat itu. Obat Cacing disebut sebagai obat kunyah.
Orang tua dan pihak sekolah membahas kebiasaan bekal sebelum adanya MBG, dan saat ini kebijakan bekal dibuat bebas sehingga orang tua tidak harus memasak bekal. Ditanyakan respons anak terhadap MBG; anak-anak cenderung pilih-pilih makanan, terutama sayur yang sering menjadi bagian terakhir yang dimakan dan kadang tidak habis.
Terdapat harapan agar melalui MBG anak belajar mencoba berbagai makanan, termasuk sayur sedikit demi sedikit.
Hari itu buah yang disediakan adalah lengkeng, dan ada susu karena bertepatan dengan ulang tahun Pak Prabowo; menunya adalah nasi goreng dan kemungkinan susu sebagai bagian menu khusus. Diusulkan sistem umpan balik dari anak setelah pulang sekolah: jika tidak suka jenis makanan tertentu (misalnya ikan), anak diminta menulis surat sebagai latihan menulis dan preferensi makanan. Permintaan menu (request) akan dipertimbangkan oleh SPPG. Ditekankan bahwa permintaan bukan karena alergi, melainkan preferensi, dan akan ditindak sesuai kelayakan.
Pihak sekolah mengonfirmasi jadwal Puskesmasuntuk pemberian Obat Cacing massal mencakup Kelas 1–6, dan bisa dilaksanakan di mana saja sesuai pengaturan.
- Orang tua menanyakan detail Kelas 1 dan Kelas 2 baru masuk, serta Komite Sekolah dan pemeriksaan kesehatan.
- Klarifikasi pemberian Obat Cacing sebagai obat kunyah; program suntik tidak diminati anak.
- Kebijakan bekal menjadi bebas setelah MBG; respons anak terhadap sayur masih rendah.
- Menu hari itu: nasi goreng, lengkeng, dan susu terkait ulang tahun Pak Prabowo.
- Usulan anak menulis surat preferensi menu; akan dipertimbangkan oleh SPPG.
- Jadwal Puskesmas: Obat Cacing massal untuk Kelas 1–6.
Sambutan dan Aspirasi Fasilitas Sekolah
Pihak sekolah menyambut kedatangan anggota DPD dan menyampaikan bahwa ada agenda Pemberian Obat Cacing. Disampaikan terima kasih atas penyampaian aspirasi sekolah terkait kekurangan ruang kepada kementerian dengan harapan realisasi.
Agita Nurfiantimemperkenalkan diri sebagai anggota DPD RI Provinsi Jawa Barat dari Komite 3, yang membidangi pendidikan, kesehatan, agama, seni dan budaya, pemuda dan olahraga, perlindungan ibu dan anak, serta kesejahteraan sosial. Ia menyampaikan bahwa aspirasi dari SD Bojong Koneng 03 sudah disampaikan langsung ke Pak Menteri dengan harapan bisa terealisasi, minimal pada anggaran 2026.
Dalam rapat-rapat terkait SPMB, juga dibahas revitalisasi sekolah, dan Kabupaten Bogor disebut sebagai penerima terbesar. Diharapkan sekolah tersebut dapat memperoleh manfaat dari program tersebut.
Perwakilan Puskesmas menyampaikan aspirasi terkait ruang UKS yang masih kurang atau belum ada. Saat ini, jika ada murid sakit, penanganan dilakukan di ruang guru atau murid dipulangkan, dan orang tua yang menangani. Disampaikan salam penutup dengan harapan realisasi target 2026.
- Agita Nurfianti: anggota DPD RI dari Komite 3; fokus bidang meliputi pendidikan, kesehatan, dan sosial.
- Aspirasi SD Bojong Koneng 03 sudah disampaikan ke Pak Menteri; target realisasi di anggaran 2026.
- Revitalisasi sekolah dibahas dalam forum SPMB; Kabupaten Bogorpenerima terbesar program.
- Kekurangan ruang UKS; penanganan murid sakit sementara di ruang guru atau dipulangkan.
- Harapan tercapainya revitalisasi pada 2026.
Implementasi MBG dan Edukasi Makanan
Dibahas evaluasi MBG, termasuk permintaan menu anak yang pernah langsung dikabulkan. Permintaan akan dipertimbangkan oleh SPPG sesuai kelayakan. Observasi menunjukkan sayur lebih mudah dimakan jika dicampur dalam nasi goreng. Disarankan telur rebus bisa diminta dan dimasukkan ke wadah (ompreng) sesuai request. Secara umum, anak-anak sudah mencoba makan meski kadang bersisa; tujuan program adalah membiasakan anak makan sayur demi kesehatan.
Disampaikan keterbatasan fasilitas di pusat pembantu desa: alat minimalis, tidak bisa cek darah, sehingga rujukan harus ke Cijayanti Puskesmas. Obat yang sering dibutuhkan: obat gatal (CTM), salep, parasetamol, obat batuk; stok obat masih kurang karena harus dibagi ke dua lokasi. Masukan ini akan ditampung untuk tindak lanjut.
Susu biasanya diberikan seminggu sekali, namun minggu ini dua kali karena momen ulang tahun Pak Prabowo; seluruh menu diseragamkan dengan tambahan susu dan menu spesial. Disarankan edukasi kepada anak untuk melakukan pengecekan (tes bau dan kondisi) sebelum makan, serta melaporkan ke guru jika ada makanan yang tidak layak (bumbu berlendir, buah asam karena tertutup). Buah yang relatif aman: lengkeng, jeruk, semangka, melon. Anak diminta belajar mengenali makanan layak dan melaporkan agar SPPG bisa mengganti menu jika perlu. Dapat pula diajukan request agar buah tidak dipotong agar lebih awet.
Terkait pembagian Obat Cacing, ditanyakan apakah sudah berjalan. Diskusi menu juga menyentuh olahan sayur: anak kurang menyukai lalapan (selada, timun), disarankan ditumis, atau dipisahkan. Untuk burger, anak menyusun sendiri; sayur mentah (selada, timun, tomat) sering tidak dimakan, sehingga jadi bahan evaluasi.
Beberapa SPPG meminta sisa makanan dikembalikan untuk evaluasi, namun di sekolah ini sisa makanan dikeluarkan. Disarankan sekolah mengumpulkan data sisa makanan untuk jadi catatan menu yang tidak habis, agar SPPG tidak membuat menu tersebut lagi. Evaluasi perlu dilakukan bersama antara orang tua, guru, murid, dan SPPG.
- Permintaan menu anak dapat diajukan; SPPG mempertimbangkan kelayakan.
- Sayur lebih mudah dimakan jika dicampur di nasi goreng; telur rebus dapat direquest.
- Pusat pembantu desa minim alat; rujukan ke Cijayanti Puskesmas; obat yang sering: CTM, salep, parasetamol, obat batuk; stok terbatas.
- Susu minggu ini dua kali karena ulang tahun Pak Prabowo; menu diseragamkan.
- Edukasi anak: cek kualitas makanan (bau/kondisi), lapor ke guru; buah utuh lebih awet.
- Lalapan kurang diminati; alternatif ditumis atau dipisah; burger cenderung tidak memakai sayur mentah.
- Evaluasi sisa makanan disarankan untuk umpan balik ke SPPG.
Kendala Air dan Fasilitas Sanitasi
Disampaikan kendala toilet dan cuci tangan karena keterbatasan air di Bojong koneng. Pengukuran sebelumnya menunjukkan debit air rendah (60–70), air hanya keluar sedikit dan habis dalam 30 menit. Sumber air berasal dari pipa yang dialirkan dari gunung; saat hujan keruh, saat kemarau tidak ada.
Karena keterbatasan, sekolah kadang mengizinkan anak pulang untuk buang air di rumah, beruntung rumah murid relatif dekat, meski ada yang berasal dari daerah gunung.
- Air sulit di Bojong koneng; debit rendah, cepat habis.
- Sumber air dari pipa gunung; kualitas dipengaruhi hujan/kemarau.
- Imbas ke toilet dan cuci tangan; solusi sementara: pulang ke rumah untuk kebutuhan mendesak.
Evaluasi SPMB dan Daya Tampung
Dibahas evaluasi SPMB (penerimaan murid baru). Dua tahun terakhir terdapat pembatasan usia, sehingga tidak semua pendaftar diterima. Tahun sebelumnya pendaftaran lebih bebas, namun kini mengikuti aturan BUSTI dan integrasi ke dapodik, sehingga batas usia diberlakukan. Dari 72 pendaftar, diterima sesuai usia; yang terlalu muda mohon maaf tidak diterima, sebagian pindah ke SD lain.
Fasilitas kelas juga kurang: tidak ada meja, Kelas 2 sebagian belajar di mushola ketika kelas tinggi menggunakan ruangan; durasi pelajaran Kelas 2 dipersingkat, namun materi tetap dikejar, berdampak pada kualitas penyampaian.
- SPMB kini membatasi usia sesuai dapodik; sebagian pendaftar terlalu muda tidak diterima.
- Dari 72 pendaftar, seleksi berdasarkan usia; sebagian pindah ke SD
- Kekurangan meja dan ruang; Kelas 2 mengalah belajar di mushola; waktu belajar dipersingkat.
- Dampak: penyampaian materi dikejar dengan waktu lebih singkat.
Penutupan dan Harapan Tindak Lanjut
Disampaikan bahwa pemberian Obat Cacing sudah selesai. Harapan agar aspirasi revitalisasi sekolah, masukan dari Puskesmas, dan masukan dari ibu-ibu serta Ibu dapat ditampung dan dilanjutkan ke Jakarta untuk tindak lanjut. Ucapan terima kasih kepada ibu-ibu yang hadir, pihak Puskesmas Jayati, dan wali murid. Disampaikan doa agar pertemuan membawa berkah dan bantuan, diakhiri salam.
- Pemberian Obat Cacingsudah selesai.
- Aspirasi akan ditindaklanjuti ke tingkat pusat.
- Ucapan terima kasih kepada Puskesmas Jayati dan wali murid.
- Doa penutup dan salam.
Actions
- Koordinasi sekolah–Puskesmas untuk jadwal dan pelaksanaan Obat Cacing bagi Kelas 1–6.
- Inventarisasi Kelengkapan dan pengadaan ruang UKS serta perlengkapan dasar kesehatan di sekolah.
- Pengumpulan data sisa makanan MBG untuk evaluasi menu oleh SPPG.
- Edukasi siswa tentang pengecekan kualitas makanan dan pelaporan ke guru.
- Penyesuaian menu: sayur ditumis/dicampur, opsi telur rebus, buah utuh untuk ketahanan.
- Penyampaian aspirasi fasilitas (ruang kelas, meja, air) ke kementerian melalui DPD; target anggaran 2026.
- Evaluasi SPMB: sosialisasi batas usia sesuai DAPODIK kepada orang tua.
- Rencana mitigasi air: koordinasi sumber air alternatif/penguatan jaringan pipa.