Panti Asuhan Baitussyukur sudah berdiri selama 11 tahun. Saat ini di Tahun Ajaran ini terdapat 28 anak di panti ini. Yang hadir di pertemuan ini sebanyak 22 anak, sementara 6 anak izin. Anak-anak tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Sumedang, Subang, Karawang, Ciamis, Pangandaran, Garut, Bandung, dll, semuanya dari Jawa Barat. Pernah ada dari NTT mau menitipkan 15 anak di panti ini tapi ditolak karena anak Jawa Barat saja masih ada yang membutuhkan, jadi lebih memprioritaskan anak Jawa Barat.
Anak-anak ada yang sudah lama di panti ini, seperti yang bernama Putri, salah satu andalan disini, yang sudah tinggal dari sejak umur 6 tahun, lalu sekarang sudah bersekolah di SMK. Sebagian anak ada yang sudah lulus, bekerja, menikah, sehingga tidak tinggal di sini lagi, tapi masih tetap menjalin silaturahmi.
Anak-anak di panti ini ada yang termasuk kategori yatim, yatim piatu, dhuafa, dll.
Alhamdulillah anak-anak di panti ini menempati 2 rumah, dengan rincian 1 rumah untuk asrama putra dan 1 rumah untuk asrama putri yang merupakan pinjaman dari donatur. Pinjaman berlangsung selama 5 tahun dan akan habis pada Januari 2025. Diharapkan panti ini punya tempat sendiri, tapi kalau belum ada, diharapkan dapat diperpanjang peminjamannya.
Alhamdulillah anak-anak panti ini semua bersekolah di SD, SMP, SMA, MAN, SMK Jurusan Farmasi, Perawatan, Multimedia, Teknik Mesin, Teknik Bangunan, dll. Anak-anak dipersilahkan memilih minat sekolahnya. Salah satu anak menjadi anggota Paskibra di sekolahnya. Bahkan 2 orang kakak tertuanya sudah menempuh kuliah di Institut Agama Islam (IAI) Persis Bandung dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB). Anak-anak panti asuhan tidak dikenakan sistem zonasi karena telah mendapat surat khusus, kecuali yang di SMA negeri.
Anak-anak diperbolehkan pulang ke keluarga masing-masing saat menjelang libur lebaran. Adapun keluarga yang hendak berkunjung ke panti diperbolehkan kapan saja.
Setiap hari Senin dan Kamis Alhamdulillah dimaksimalkan anak-anak berpuasa sunnah secara rutin. Setiap hari, anak laki-laki wajib ke masjid teruama Subuh dan Maghrib.
Alhamdulillah panti ini sudah terakreditasi A. Hanya terdapat 4 panti asuhan berakreditasi A di Kota Bandung. Alhamdulillah oleh Kejaksaan Tinggi Kota Bandung panti ini dijadikan pilot project panti asuhan percontohan tingkat Jawa Barat untuk perwalian anak melalui proses pengadilan. Sebelumnya yang diterapkan hanya pengakuan anak yang sifatnya “ketitipan” saja tanpa pengakuan pengadilan. Sekarang sudah ada 4 anak yang mendapat pengakuan. Persidangannya dilakukan di pendopo Kota Bandung, yang disaksikan pengurus panti asuhan Kota Bandung dan Cimahi. Saat itu panti ini mendapat bantuan Sembako.
Namun, sejak selesai pandemi, hampir tidak ada bantuan dan perhatian pemerintah sama sekali sampai sekarang, termasuk dari Dinas Sosial. Terakhir, sewaktu pandemi pernah ada bantuan per anak mendapatkan 1 tas berisi buku tulis, ballpoin, masker, hand sanitizer, handuk, alat mandi dari Kementerian Sosial, tapi diminta menandatangani tanda terima senilai Rp700.000 dalam bentuk barang tersebut, yang dirasa nilai yang sebenarnya tidak mencapai harga tersebut.
Selain itu, pernah diberikan bantuan yatim piatu untuk 6 anak di panti ini (dari yang diajukan 12 anak) dari Kementerian Sosial. Saat itu bantuan turun per 3 bulan selama beberapa kali. Terakhir per anak dapat Rp400 ribu, tapi biasanya Rp800 ribu.
Program Makan Bergizi Gratis yang sedang dicanangkan pemerintahan baru juga belum ada sama sekali di panti ini.
Jadi, meskipun adanya pengakuan dan legalisasi panti ini, tetapi tidak halnya dengan bantuan.
Namun demikian, meskipun bantuan dari Pemerintah saat ini tidak ada, tapi alhamdulillah ada bantuan dari donatur, zakat, infaq, shadaqah. Tapi akhir-akhir ini donatur dirasa sangat kurang, yaitu hanya sebanyak 1-2 orang saja setiap minggunya, kecuali setiap hari Jumat mendapat bantuan dari Program Jumat Berkah.
Sementara itu, di sisi lain anak-anak baru saja menjalani Ujian Akhir Semester dan diminta untuk pembayaran uang sekolah bagi sebagian anak yang bersekolah di sekolah swasta sebagai syarat mengikuti ujian. Alhamdulillah, setelah memasang status mengenai tunggakan pembayaran uang sekolah, ada donatur yang terpanggil untuk memberikan sumbangannya supaya anak-anak tersebut bisa mengikuti ujian.
Setelah ujian, biasanya panti ini suka mengadakan kegiatan Rihlah Bahagia, yaitu kegiatan pergi berlibur ke suatu tempat, seperti tempat wisata atau tempat camping. Itu pun menunggu dana dari donatur kalau ada.
Dengan demikian, diharapkan adanya bantuan pemerintah seperti dari Dinas dan Kementerian Sosial, tidak hanya berupa finansial, tapi juga dalam bentuk lain, termasuk penguatan mental, bimbingan, dan konseling. Alhamdulillah bantuan seperti itu pernah diberikan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Universitas Islam Bandung (Unisba) yang menghadirkan psikolog, namun itu pun serba terbatas. Diharapkan tim psikolog Bu Agita bisa membantu, karena di panti ini ada 28 anak ditambah 3 anak kandung pengurus panti memiliki karkater yang berbeda-beda dengan seni penanganan yang berbeda-beda pula.
Di Bandung terdapat 312 panti asuhan dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), namun diperlakukan berbeda dengan rumah singgah dan anak jalanan yang mendapat perhatian lebih besar. Bahkan Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah Bandung yang sudah sangat lama terkenal, sejak Covid-19 sampai sekarang kondisinya susah, terlebih pendirinya meninggal dunia. Demikian juga dengan panti-panti asuhan lainnya kondisinya pun susah, kecuali panti asuhan yang memiliki amal usaha. Panti Asuhan Baitussyukur juga memiliki amal usaha berupa pemesanan konsumsi, tapi tidak secara rutin berjalan, hanya sewaktu-waktu saja.
Panti Asuhan Baitussyukur belum pernah membuat proposal permintaan sumbangan ke manapun, tapi baru-baru ini membuat satu-satunya proposal atas permintaan seorang anggota dewan.
Panti Asuhan Baitussyukur sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah, baik bantuan finansial, makanan, kebutuhan sehari-hari, perlengkapan dan biaya sekolah, bangunan tempat tinggal, serta bantuan-bantuan lainnya, termasuk rekreasi dan bimbingan konseling oleh psikolog. Ibu Agita berencana akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintahan terkait dan berharap dapat segera ditindaklanjuti.
Dengan kehadiran Ibu Agita, diharapkan dapat menyambungkan aspirasi kepada pemerintahan terkait.