Agita NurfiantiAgita NurfiantiAgita Nurfianti
  • Berita
  • Profil
  • Video
  • Galeri
  • Link Relasi
Reading: Agita Nurfianti Tinjau Dapur SPPG Bojong Koneng Bogor: Produksi 3.000 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Agita NurfiantiAgita Nurfianti
Font ResizerAa
  • Berita
  • Profil
  • Video
  • Galeri
  • Link Relasi
Search
  • Berita
  • Profil
  • Video
  • Galeri
  • Link Relasi
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Advertise
© 2023 Agita Nurfianti, DPD RI Jawa Barat. All Rights Reserved.
Agita Nurfianti > Berita > Aspirasi Warga > Agita Nurfianti Tinjau Dapur SPPG Bojong Koneng Bogor: Produksi 3.000 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari
Aspirasi Warga

Agita Nurfianti Tinjau Dapur SPPG Bojong Koneng Bogor: Produksi 3.000 Porsi Makanan Bergizi Setiap Hari

Kunjungan Agita Nurfianti (DPD RI Jawa Barat) ke SPPG Bojong Koneng Kabupaten Bogor menyoroti proses produksi dan distribusi 3.149 porsi makanan bergizi setiap hari ke sekolah dan Posyandu. Ia mengapresiasi standar kebersihan dapur yang ketat, membahas tantangan logistik, serta pentingnya pendataan preferensi makanan siswa agar tidak ada yang terlewat makan. Agita juga mendorong SPPG untuk aktif di media sosial agar publik melihat langsung profesionalisme dan transparansi dapur sekolah yang aman dan higienis di Kabupaten Bogor.

Tim Admin
Last updated: Oktober 20, 2025 15:24
Tim Admin
Share
10 Min Read
Agita Nurfianti tinjau dapur SPPG Bojong Koneng Bogor yang memproduksi 3.000 porsi makanan bergizi per hari untuk sekolah dan Posyandu.
Agita Nurfianti tinjau dapur SPPG Bojong Koneng Bogor yang memproduksi 3.000 porsi makanan bergizi per hari untuk sekolah dan Posyandu.
SHARE

Sebuah kunjungan dilakukan Agita Nurfianti selaku Senator Jawa Barat untuk meninjau operasional dapur SPPG Bojong Koneng Kabupaten Bogor yang menyediakan makanan untuk sekolah dan masyarakat. Dapur ini tercatat memproduksi sebanyak 3.149 porsi makanan setiap harinya. Makanan tersebut didistribusikan ke 17 titik yang berbeda, mencakup berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK, PAUD, hingga SD. Selain siswa sekolah, program ini juga menyasar ibu hamil dan menyusui melalui Pusat Kesehatan Masyarakat dan Posyandu. Untuk distribusi ke Posyandu, makanan akan diantar ke lokasi pusat, kemudian para ibu akan datang untuk mengambilnya. Sementara itu, pengantaran ke sekolah dilakukan oleh tim dari SPPG Bojong Koneng Kabupaten Bogor yang. Jarak antar sekolah yang dilayani bervariasi, dengan beberapa lokasi yang cukup jauh.

Contents
Menu Makanan dan Umpan Balik SiswaTantangan Logistik dan Persiapan DapurAspek Kebersihan dan Keamanan PanganTur Dapur dan OperasionalPersepsi Publik dan Saran Komunikasi
  • SPPG Bojong Koneng Kabupaten Bogor yang memproduksi 3.149 porsi makanan setiap hari untuk didistribusikan.
  • Terdapat 17 lokasi penerima, yang terdiri dari sekolah-sekolah (TK, PAUD, SD) dan Posyandu.
  • Penerima manfaat program ini tidak hanya siswa, tetapi juga ibu hamil dan menyusui.
  • Makanan diantar langsung ke sekolah oleh tim, sedangkan untuk Posyandu, makanan di-drop di satu titik untuk diambil oleh para ibu.

Menu Makanan dan Umpan Balik Siswa

Menu makanan diganti setiap hari dan dirancang agar tidak ada pengulangan dalam siklus 20 hari.

Meskipun demikian, ada beberapa tantangan terkait preferensi anak-anak. Salah satu temuan utama adalah banyak siswa yang masih sulit untuk makan sayur.

Selain itu, ada juga siswa yang tidak menyukai ikan dan akan muntah jika dipaksa memakannya. Agita Nurfianti menyarankan agar kasus seperti ini dilaporkan secara resmi dengan mencatat nama siswa, sehingga SPPG Bojong Koneng dapat menyediakan menu alternatif.

Hal ini untuk membedakan antara ketidaksukaan biasa dengan kondisi fisik yang memang tidak bisa menerima jenis makanan tertentu.
Terdapat pula kasus spesifik seorang siswa kelas 4 yang menolak makan nasi setiap hari.

Orang tuanya menyarankan untuk membiarkannya, namun Agita berpendapat bahwa anak tersebut sebaiknya tetap diberi makanan pengganti yang ia sukai, seperti kentang atau burger, agar tidak kelaparan selama jam pelajaran.

Agita Nurfianti menekankan pentingnya pendataan alergi atau preferensi makanan di awal program, seperti yang sudah diterapkan di SMA 23 Kota Bandung, untuk mencegah siswa menolak makanan yang diberikan.

Di sisi lain, kasus yang terjadi di SMK 8 Kota Bandung, Siswa  laki-laki justru memiliki nafsu makan yang sangat besar, bahkan porsi yang sudah ditambah dengan mengalihkan jatah dari Siswi Perempuan SMK 8 terkadang masih terasa kurang.

  • Menu diganti setiap hari tanpa pengulangan selama 20 hari.
  • Banyak siswa yang terpantau tidak suka dan sulit makan sayur.
  • Ada siswa yang dilaporkan muntah jika makan ikan, sehingga disarankan untuk dicatat dan diganti menunya.
  • Terdapat kasus seorang siswa yang secara konsisten menolak makan nasi.
    • Disarankan agar anak tersebut diberi makanan pengganti seperti kentang untuk memastikan ia tetap makan.
  • Pendataan alergi dan preferensi makanan di awal program dianggap krusial untuk menyesuaikan menu bagi setiap anak.
  • Terdapat perbedaan nafsu makan yang signifikan antar sekolah, di mana siswa SMK Laki-laki membutuhkan porsi yang lebih besar.

Tantangan Logistik dan Persiapan Dapur

Proses persiapan makanan di dapur SPPG Bojong Koneng dimulai jauh sebelum didistribusikan.

Tim persiapan mulai bekerja pada sore hari sekitar jam 4 sore untuk menyiapkan bahan-bahan seperti memotong sayur. Proses memasak dalam jumlah besar baru dimulai pada pukul 2 pagi.

Jadwal yang ketat ini membuat dapur menghadapi tantangan jika ada perubahan menu yang mendadak.

Sebagai contoh, ada pemberitahuan mendadak mengenai “menu nasional” berupa nasi goreng untuk merayakan ulang tahun Presiden Prabowo. Pemberitahuan ini datang pada Rabu malam, padahal pihak dapur sudah memesan bahan-bahan untuk menu yang seharusnya disajikan, yaitu burger. Idealnya, pemberitahuan perubahan menu harus dilakukan dua hari sebelumnya.

Akibatnya, pihak dapur harus bernegosiasi dengan pemasok. Meskipun pesanan sayur-sayuran bisa dibatalkan, bahan lain yang sudah terlanjur dibeli tidak bisa dikembalikan, sehingga perlu ada penyesuaian menu di hari lain untuk menggunakan bahan tersebut.

  • Persiapan bahan makanan dimulai sehari sebelumnya pada jam 4 sore, dan proses memasak dimulai pada jam 2 pagi.
  • Dapur memerlukan pemberitahuan minimal dua hari sebelumnya untuk setiap perubahan menu.
  • Dapur menghadapi kesulitan saat ada perubahan menu mendadak, seperti saat menu nasi goreng nasional diumumkan satu hari sebelum pelaksanaan.
  • Perubahan mendadak ini menyebabkan bahan yang sudah dipesan dari pemasok tidak dapat sepenuhnya dibatalkan, sehingga memerlukan penyesuaian pada jadwal menu berikutnya.

Aspek Kebersihan dan Keamanan Pangan

Kunjungan ini juga menyoroti pentingnya kebersihan saat siswa menyantap makanan.

Timbul kekhawatiran bahwa siswa mungkin lupa atau tidak mencuci tangan dengan benar sebelum makan, terutama karena beberapa dari mereka makan di lapangan yang berdebu.

Penggunaan sendok dianggap sebagai solusi penting untuk menjaga kebersihan, dan disarankan agar siswa diwajibkan membawanya.

Asisten lapangan diharapkan dapat mengingatkan sekolah mengenai hal ini.
Dari sisi dapur, kebersihan peralatan menjadi prioritas utama.

Dapur memiliki prosedur pencucian yang sangat ketat untuk wadah makanan (ompreng).

Prosesnya meliputi pencucian dengan sabun, pembilasan, perendaman dalam air panas, pencucian sekali lagi, dan pembilasan akhir sebelum dikeringkan menggunakan lap bersih.

Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan semua peralatan steril dan aman digunakan, serta untuk mengantisipasi potensi masalah kesehatan yang bisa saja bersumber dari cara makan siswa, bukan dari proses memasak.

  • Terdapat kekhawatiran mengenai kebersihan siswa saat makan, seperti potensi tidak mencuci tangan, terutama saat makan di area terbuka yang berdebu.
  • Penggunaan sendok ditekankan sebagai hal yang wajib untuk menjaga higienitas.
  • Pihak SPPG diharapkan dapat terus memberikan informasi dan pengingat kepada sekolah dan siswa mengenai pentingnya kebersihan.
  • Dapur menerapkan prosedur pencucian peralatan yang ketat dalam beberapa tahap.
    • Peralatan dicuci dengan sabun, dibilas, direndam air panas, dicuci lagi, dan dibilas kembali untuk memastikan sterilisasi.

Tur Dapur dan Operasional

Selama tur, Perwakilan dapur SPPG Bojong Koneng menjelaskan tata letak dan alur kerja di fasilitas tersebut.

Dapur ini merupakan dapur pertama yang dibangun, dan pengalamannya menjadi bahan evaluasi untuk pembangunan dapur-dapur berikutnya.

Fasilitas ini memiliki ruang-ruang terpisah yang jelas untuk setiap tahap: ruang persiapan bahan mentah, ruang masak, ruang pendinginan, dan ruang pengemasan.

Tim persiapan, yang bertugas memotong sayur dan menyiapkan bahan lain, bekerja dari jam 4 sore hingga 12 malam.

Dapur ini mempekerjakan total 50 orang, termasuk 9 juru masak, yang sebagian besar merupakan warga lokal dari sekitar lokasi dapur.

Untuk memasak, tersedia 4 unit kompor besar. Setelah matang, makanan didinginkan dengan bantuan kipas angin (blower) sebelum dikemas.

Setelah semua siap, makanan didistribusikan menggunakan dua unit mobil. Proses pencucian peralatan dilakukan di area depan, yang dilengkapi dengan fasilitas air panas.

  • Dapur ini merupakan dapur percontohan dengan tata letak yang terorganisir, memisahkan area persiapan, memasak, pendinginan, dan pengemasan.
  • Total tenaga kerja di dapur ini berjumlah 50 orang, dengan 9 orang di antaranya adalah juru masak. Sebagian besar pekerja adalah warga lokal.
  • Fasilitas dapur dilengkapi dengan 4 unit kompor dan kipas blower untuk proses pendinginan makanan.
  • Distribusi makanan ke 17 lokasi dilakukan dengan menggunakan dua mobil.

Persepsi Publik dan Saran Komunikasi

Di akhir kunjungan, Agita Nurfianti memberikan saran penting terkait komunikasi dan citra publik.

Disadari bahwa berita negatif, seperti kasus keracunan makanan di dapur lain, cenderung menyebar lebih cepat dan menjadi lebih viral daripada berita positif tentang dapur-dapur yang beroperasi dengan baik dan higienis. Padahal, jumlah dapur yang aman jauh lebih banyak daripada yang bermasalah.

Untuk melawan narasi negatif tersebut, pengunjung menyarankan agar SPPG Bojongkoneng ini lebih proaktif dalam mempromosikan kegiatannya.

Disarankan untuk membuat dan mengelola media sosial sendiri, seperti akun Instagram atau situs web, untuk secara rutin mengunggah konten yang menunjukkan proses kerja mereka.

Dengan memperlihatkan proses memasak yang bersih, profesional, dan higienis, diharapkan dapat membangun kepercayaan publik, terutama para orang tua, dan mengurangi kekhawatiran mereka terhadap program makanan sekolah.

  • Berita negatif seperti keracunan makanan dinilai lebih mudah viral dibandingkan berita positif mengenai dapur yang dikelola dengan baik.
  • SPPG Bojongkoneng disarankan untuk lebih aktif dalam komunikasi publik guna membangun citra positif.
  • Saran yang diberikan adalah membuat media sosial (misalnya Instagram) untuk membagikan konten tentang proses memasak yang higienis dan profesional.
  • Tujuannya adalah untuk memberikan transparansi, membangun kepercayaan orang tua, dan memastikan bahwa informasi positif juga tersebar luas.

You Might Also Like

DPD RI, APDESI, dan KPPOD Bahas Tata Kelola Pemerintahan Desa

Agita Nurfianti Buka Lomba Kereta Peti Sabun DAMAS XII 2025 di Pasar Seni ITB: Ajang Kreativitas dan Inovasi Siswa SMK / Mahasiswa Bandung

Waktunya Mepet, Senator Agita Sampaikan Aspirasi Daerah Terkait SPMB ke Kemendikdasmen

Aspirasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Kesalahan Data Sebabkan Bansos Salah Sasaran, Senator Agita Minta Perbaiki Akurasi Data

TAGGED:Agita NurfiantiAgita Nurfianti DPD RIdapur bersih dan higienisdapur makanan bergizi Jawa Baratdapur percontohan Bogordapur sehat Bojong Konengdapur SPPG Bogordistribusi makanan sehat sekolahDPD RI Jawa Baratedukasi gizi anakibu hamil dan menyusui Bogorkeamanan pangan sekolahkebersihan dapur sekolahmakanan sehat anak SDmedia sosial SPPGmenu bergizi harian sekolahprogram gizi anak sekolahprogram makan bergizi gratisprogram MBG Jawa BaratSPPG Bojong Koneng Kabupaten Bogor
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Threads Email Copy Link Print
Share
Previous Article Pertemuan di SD Negeri Bojong Koneng 03 menghadirkan Agita Nurfianti (DPD RI Jawa Barat), orang tua murid, sekolah, dan Puskesmas Cijayanti. Diskusi membahas program Obat Cacing, evaluasi Makanan Bergizi Gratis (MBG), serta aspirasi fasilitas seperti ruang UKS, air bersih, dan ruang kelas baru. Agita menegaskan bahwa seluruh aspirasi sudah disampaikan ke kementerian dengan target realisasi anggaran 2026, sejalan dengan komitmen DPD RI dalam peningkatan gizi, kesehatan, dan pendidikan anak di Jawa Barat. Agita Nurfianti Bahas Aspirasi Sekolah & Program Makan Bergizi Gratis Bersama Guru dan Orang Tua Murid di SD Bojong Koneng 03 Kab. Bogor
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected

2kSubscribersSubscribe
4kFollowersFollow
25FollowersFollow

Latest News

Pertemuan di SD Negeri Bojong Koneng 03 menghadirkan Agita Nurfianti (DPD RI Jawa Barat), orang tua murid, sekolah, dan Puskesmas Cijayanti. Diskusi membahas program Obat Cacing, evaluasi Makanan Bergizi Gratis (MBG), serta aspirasi fasilitas seperti ruang UKS, air bersih, dan ruang kelas baru. Agita menegaskan bahwa seluruh aspirasi sudah disampaikan ke kementerian dengan target realisasi anggaran 2026, sejalan dengan komitmen DPD RI dalam peningkatan gizi, kesehatan, dan pendidikan anak di Jawa Barat.
Agita Nurfianti Bahas Aspirasi Sekolah & Program Makan Bergizi Gratis Bersama Guru dan Orang Tua Murid di SD Bojong Koneng 03 Kab. Bogor
Aspirasi Warga Oktober 20, 2025
Agita Nurfianti tinjau Program Makanan Pagi Gratis di SD Bojong Koneng 03 Bogor, menyoroti gizi, keamanan pangan, dan empati bagi anak sekolah.
Pagi di Bojong Koneng Saat Senator Agita Nurfianti Menyapa Anak Sekolah dan Meninjau Program Makanan Pagi Gratis
Aspirasi Warga Oktober 20, 2025
Dialog DPD RI dan BNN ungkap solusi reformasi rehabilitasi narkotika di Jawa Barat untuk penyelamatan korban dan reformasi kebijakan nasional.
Dialog DPD RI, BNN, Polrestabes Kota Bandung, dan GRANAT ungkap solusi reformasi rehabilitasi narkotika di Jawa Barat untuk penyelamatan korban dan reformasi kebijakan nasional.
Rapat Kerja Oktober 15, 2025
Rapat Pengawasan yang dipimpin oleh Agita Nurfianti, Anggota DPD RI dari Komite III Jawa Barat, membahas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Diskusi melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan BBPOM Bandung.
Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat: Tantangan, Data, dan Reformasi Keamanan Pangan Sekolah
Rapat Kerja Oktober 14, 2025
Senator Agita Reses DPD RI di Bojongsoang | Aspirasi Warga Soal DTSN, Pendidikan, Kesehatan & Identitas Lokal
Reses DPD RI di Bojongsoang | Aspirasi Warga Soal DTSN, Pendidikan, Kesehatan & Identitas Lokal
Aspirasi Warga Oktober 7, 2025
Senator Agita Serahkan Bantuan untuk Dukung Pemulihan Korban NAPZA
Press Release Oktober 7, 2025
Pertemuan warga RW 16 Bilabong, Kabupaten Bogor bersama Agita Nurfianti, S.Psi (DPD RI, Komite III)
Forum Dengar Pendapat RW 16 Komplek Perumahan Bilabong dengan Ibu Agita Nurfianti, S.Psi. (DPD RI, Komite 3)
Aspirasi Warga Oktober 5, 2025
SPMB 2025 & Revisi RUU Sisdiknas: Aspirasi Agita Nurfianti & Respons Kemendikdasmen
Rapat Kerja September 30, 2025
PaparanMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Abdul Mu'ti terkait Sistem Penerimaan Murid Baru dan Revisi UU Sisdiknas
Paparan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Abdul Mu’ti terkait Sistem Penerimaan Murid Baru dan Revisi UU Sisdiknas
Rapat Kerja September 30, 2025
Paparan Kepala Badan POM Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D kepada Komite III DPD RI
Rapat Kerja September 26, 2025
Agita NurfiantiAgita Nurfianti
Follow US
© 2023-2029 Agita Nurfianti, DPD RI Jawa Barat.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?