HARI/TANGGAL KEGIATAN/JAM
Hari : Senin
Tanggal : 4 November 2024
Pukul : 14:00 WIB – 16:00 WIB
TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat Jl. Diponegoro No. 27 Kota Bandung
Penyerapan Aspirasi oleh Anggota DPD RI Ibu Agita Nurfianti, S.Psi (B-48) pada pukul 10.00 WIB dihadiri oleh 20 (Dua Puluh) peserta terdiri dari Anggota DPD RI Ibu Agita Nurfianti dan Ibu Anya Rina, Ketua DPRD Jawa Barat Buky Wibawa, Ketua Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga, Mewakili Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat Tuti Turimayanti, Mewakili Fraksi Gerindra DPRD Jawa Barat Tobias Ginanjar Sayidina, Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKB Rahmat Hidayat Djati, Anggota Komisi III dari Fraksi PKB DPRD Jawa Barat Tina Wiryawati, Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat Tia Fitriani, ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Rizaldy D. Priambodo, Kepala Kantor DPD RI Provinsi Jawa Barat Herman Hermawan beserta jajaran Tenaga Ahli dan Administrasi Anggota.
Aspirasi
Ketua DPRD Jawa Barat Buky Wibawa
Kami sangat bahagia dengan kedatangan DPD RI Provinsi Jabar yang sudah mengagendakan kesini. Kita punya tanggung jawab yang sama untuk mensejahterakan rakyat. Kami baru dilantik juga, dan mohon maaf beberapa perwakilan dari fraksi-fraksi, AKD DPRD Jawa Barat tidak bisa hadir semua karena sedang membahas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran (TA) 2025.
Silaturahmi dan kunjungan kerja DPD RI Provinsi Jabar sangat berarti bagi kami. Silaturahmi ini sangat penting bagi kami. Peran senator (DPD) RI Provinsi Jabar sangat penting. Semoga peran DPD RI Provinsi Jabar bisa bertaring lagi, saya percaya DPD RI Provinsi Jabar bisa diandalkan di pemerintah pusat. Nanti kami (DPRD Jawa Barat) bersama DPD RI Provinsi Jabar berjanji akan saling berkontribusi dalam hal kepentingan masyarakat.
- Pertama, kami minta dukungan pencabutan pemekaran daerah. Provinsi Jabar sudah ada 8 CDOB atau Calon Daerah Otonomi Baru. Mohon dukungan dari senator untuk pencabutan moratorium daerah.
- Selain itu, kami ingin menyampaikan terkait isu-isu stategis di Jawa Barat mulai dari stunting, pemberdayaan masyarakat, akses masyarakat terhadap kesehatan hingga kebutuhan dasar masih menjadi pekerjaan rumah di Jabar.
- Warga Jabar harus bisa mengakses semua layanan kebutuhan dasar, pangan atau makanan, rumah yang layak, pakaian yang layak, karena misalnya rumah tidak layak huni sulit, lingkungan kumuh harus dihindari.
- Pengangguran yang tinggi sampai 6% dalam satu kajian menyatakan bisa menimbulkan atau berkelindan dengan perilaku menyimpang, tak heran kita selalu mendengar berita kejahatan, kriminal.
- Pemerintah Daerah Provinsi Jabar tengah berupaya mempermudah masuknya investasi. Investasi yang diharapkan sektor padat karya, sedangkan yang masuk di Jabar padat modal, ini yang mengakibatkan tingginya investasi di Jabar tak bisa menyerap tenaga kerja. Sehingga pengangguran di Jabar tinggi.
- Sektor pertanian, kecenderungan regenerasi petani rendah. Anak petani kini tak ingin menjadi justru memilih untuk menjadi buruh pabrik, padahal disatu sisi pabrik di Jabar banyak bangkrut. Belum lagi petani di Jabar lebih banyak yang menjadi buruh tani bukan yang memiliki lahan sendiri.
- Jabar menjadi provinsi pinjaman online, termasuk judi online dan ini belum ada solusi.
- Saat ini Jabar tengah mengatasi menjamurnya bank emok lewat literasi keuangan, ini yang sedang di bahas dan fokus kami saat ini.
- Belum lagi permasalahan, Jabar banyak pabriknya tapi pajak masuk ke DKI Jakarta, Jabar hanya mendapatkan asap dan limbahnya.
- Soal CDOB, memang tidak mudah karena adanya moratorium pemekaran daerah dari pemerintah pusat. Namun di satu sisi CDOB sudah banyak aspirasi masyarakat yang menyampaikan soal CDOB tersebut.
- Saat ini saya sedang mendorong Perda Kebudayaan. Mohon dukungan dari DPD RI Provinsi Jabar soal Perda kebudayaan karena pekerjaan rumah soal kebudayaan banyak.
- Sektor pembangunan, DPRD Jawa Barat mendorong pemerintah untuk mereaktivasi beberapa lintasan kereta api. Satu diantaranya Banjar- Pangandaran. Reaktivasi bisa membuka akses ekonomi dan juga kebudayaan. Anggarannya cukup besar, tapi memang ini sangat perlu
- Soal Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) pembentukan kawasan aglomerasi pihaknya lebih setuju jika Jabar, Banten dan DKI Jakarta disatukan.
- DPRD Jawa Barat menunggu follow up apirasi dari DPD RI Provinsi DKI Jakarta.
Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat Tia Fitriani
- Banyaknya regulasi dari pemerintah pusat yang menyulitkan daerah. Padahal ini seharusnya memudahkan, namun pada kenyataan ini malah tumpang tindih. DPRD Jawa Barat berharap DPD RI Provinsi Jabar bisa mengawal bersama untuk mengevaluasi regulasi-regulasi yang tumpah tindih dan menyulitkan daerah.
- Kemudian untuk bantuan dari pemerintah pusat diharapkan tepat sasaran.
- DPRD Jawa Barat pun meminta DPD RI Provinsi Jabar mengawal BPJS, ini sangat memberatkan masyarakat semua anggota keluarga harus membayar iuran BPJS. Warga ini sangat membutuhkan akses kesehatan, BPJS banyak keluhahan, dan BPJ lebih banyak menyulitkan dibandingkan memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan
- Mengenai peran Posyandu dalam menekan stunting itu berawal dari ibu hamil, bantuan makanan untuk ibu hamil tolong jangan dihentikan. Ini sangat berpengaruh terhadap penanganan stunting. Dukungan anggaran untuk Posyandu tolong di bantu.
Anggota Komisi III dari Fraksi PKB DPRD Jawa Barat Tina Wiryawati.
Saya hanya ingin menambahkan terkait moratorium, ada 8 CDOB yang sudah diresmikan dalam paripurna karena daerah-daerah tersebut sudah sangat membutuhkan pemekaran, jumlah penduduknya sudah sangat banyak. Kami sangat berharap DPD RI Provinsi Jabar mendorong pencabutan moratorium pemekaran daerah ke pemerintah pusat.
Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKB Rahmat Hidayat Djati.
- Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKB Rahmat Hidayat Djati, pihaknya meminta DPD RI Provinsi Jabar bisa mendorong pencabutan moratorium, khususnya pencabutan moratorium secara parsial khusus untuk Jabar. “Kalau tak bisa cabut moratorium pemekaran daerah secara nasional. Ya, kami minta tolong DPD RI Provinsi Jabar dorong buka secara parsial. Kita akan berikirim surat terkait hal ini kepada pemerintah pusat,” tambahnya.
- Sektor pendidikan DPRD Jawa Barat minta disuarakan oleh DPD RI Provinsi Jabar agar jangan ada pemisahan pendidikan negeri dan swasta.
Ketua Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga.
- Dalam pembangunan di Jabar kita punya dokumen rencana pembangunan jangka menengah RPJM yang akan dibahas setelah gubernur terpilih. Saya kira diubah ada beberapa, hal yang harus dipertahankan adalah pemekaran daerah. Target 42 dalam RPJMD.
- Dari kondisi fiskal Jabar, ada ketidakadilan keuangan. Kita punya penduduk lebih dari 50 juga tapi bantuan keuangan dari pemerintah pusat lebih besar dari Jatim dan Jateng, sungguh tidak adil hanya karena kita punya 27 kabupaten dan kota.
- Kekuatan fiskal di Jabar setelah Covid-19 berkurang, kini berkurang kembali imbas dari implementasi dari UU HKPD.
- Kemudian soal ketimpangan pembangunan, pembangunan ekonomi terpusat di Jabar Utara. Sementara Jabar Sekatan jauh tertinggal pembangunanannya.
- Saya tak tahu nasib SMA Negeri, SMK Negeri atau swata apakah kedepan akan menjadi kewenangan provinsi atau kembali kepada kabupaten dan kota atau bahkan menjadi kewenangan pusat.
- Kondisi di Jabar jumlah sekolah sangat kurang, tidak semua kecamatan memiliki SMA Negeri atau SMK Negeri, dan ini mengakibatkan tingkat lama pendidikan baru 8,6 tahun atau belum lululs SMP. Ini mengakibatkan SDM di Jabar rendah tak bisa bersaing.
- Soal penerimaan sekolah sering menjadi persoalan dimana-mana, prestasi ke zonasi, lalu ke afirmasi, lalu kembali ke zonasi dan semua ini sangat menyulitkan masyarakat. Tolong soal zonasi disampaikan ke pemerintah pusat.
- Soal moratorium pemekaran daerah tolong DPD RI Provinsi Jabar agar mendorong pemerintah pusat untuk mencabutnya, kalau tidak direvisi aturan tersebut. Beberapa daerah bisa memekarkan daerahnya salah satunya Jabar.
- Saya juga mengkritisi terkait jabatan Penjabat (Pj) yang dinilai menggangu penyelenggaraan pemerintahan, karena menjabat terlalu lama. Kalau bisa jangan ada Pj lagi.
- Saya pun mengusulkan gubernur dipilih kembali oleh DPRD karena dinilai lebih efisien dan hemat biaya dalam penyelenggaraan Pemilu.
- Kemudian masalah BIJB yang sudah memakan anggaran banyak. Kita dengan pemerintah suduah menyelesaikan Tol Cisumdawu. Persoalan terakhir efeketibitas daya guna bandara. Kita sudah mendatangkan DPR RI khususnya Komisi V untuk meminta memindahkan penerbagangan husen sastratengara ke BIJB. Jika BIJB beroperasi maskimal ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Cirebon dan daerah sekitar BIJB. Tolong masalah ini disuarakan oleh DPD RI Provinsi Jabar ke pemerintah pusat, karena masalah ini merupakan kewenangan pusat.
- Soal kepegawaian, tenaga honorer mulai bidang pendidikan dan lain-lain, ada kebihakan tak mungkin lagi CPNS. Tapi PPPK, konsepnya pusat dibiayai pemerintah pusat, tiba-tiba menjadi tanggung jawab daerah ini menjadi masalah besar. Sebaiknya dikembalikan menjadi kewenangan pusat, tapi ini menjadi kewenangan daerah, ditambah kebijakan fiskal.
- Soal Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) pembentukan kawasan aglomerasi pihaknya lebih setuju jika Jabar, Banten dan DKI Jakarta disatukan kembali jadi Provinsi Sunda Raya.
- Kemudian soal pemekaran daerah kabupaten dan kota apabila dirasa berat, bisa menjadi pilhan adalah pemekaran desa, atau ada kebijakan transfer pemerintah pusat ke daerah itu mempertimbangkan jumlah penduduk bukan jumlah kabupaten dan kota.
Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Rizaldy D. Priambodo
- DOB bukan hanya soal kekuasaan baru, tapi bagaimana pertumbuhan masyarakat, akses pelayanan masyarakat lebih dekat. Melalui CDOB ini pun dinilai berdampak pada pemerataan pembangunan, pembangunan ekonomi.
- Kemudian soal APBD, pajak masuk ke jakarta penerimaan daerah kita harus diefektifkan lagi, dengan CDOB bisa menjadi menaikan pendapatan daerah, Sehingga pembangunan meningkat ekonomi meningkat.
- Soal pembentukan kawasan aglomerasi RUU DKJ master plannya akan seperti apa. RUU DKJJ ini akan berpengaruh terhadap ekonomi kita, PAD kita bakal besar, beban fiskal kita akan berkurang.
- Soal Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) pembentukan kawasan aglomerasi pihaknya lebih setuju jika Jabar, Banten dan DKI Jakarta disatukan kembali jadi Provinsi Sunda Raya.
- Ada sisi negatif dan positif dari RUU DKJ ini, mohon ada penjelasan dari pemerintah pusat.
KESIMPULAN
Hasil penyerapan aspirasi tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan tingkatan penyelesaiannya baik di Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat dengan memperhatikan kondisi dan peraturan yang ada.