Masalah urgent yang pertama adalah perlunya sarana dan prasarana pendidikan, baik SD, SMP, SMA, terutama SMA belum ada dan SMP ada tapi di RW sebelah meskipun jarak dekat, sehingga RW 09 tidak mendapat jatah zonasi karena kuota sangat terbatas, sementara penduduk sangat padat.
Akibatnya, warga menyekolahkan anak-anaknya ke SMP dan SMA swasta, dengan membayar biaya SPP. Sebanyak 3 orang lulusan SMP Al Hadi dan 1 orang lulusan SMA tidak dapat mengambil ijazah karena masih menunggak biaya SPP. Lulusan SMP tersebut masih dapat melanjutkan SMA ke SMA lain tapi tidak dapat mengambil ijazah, sementara yang lulusan SMA tidak dapat melamar kerja menggunakan ijazahnya. Tunggakannya mencapai Rp11 juta belum dapat dibayar, karena untuk tinggal saja masih mengontrak rumah dan masih terkendala untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Salah satu solusi adalah dengan pembangunan sekolah di lahan kosong seluas 4.700 m2, yang akan dijual murah. Harga normal sebesar Rp3 juta per meter, namun bisa turun harga hingga Rp1 juta per meter jika digunakan untuk sekolah.
Masalah urgent yang kedua adalah perlunya sarana air bersih, karena selama ini warga menggunakan air gunung, sungai, dan artesis yang akan kering pada saat musim kemarau, menyebabkan warga berebut air hingga berkelahi. Untuk melakukan pengeboran sangat susah dan mahal, karena itu perlu adanya bantuan. Biaya yang mahal tersebut hanya pada saat pengeboran, sementara itu untuk selanjutnya biaya yang keluar dari pemakaian air masih bisa terjangkau.
Selain kedua masalah urgent tersebut, ada masalah lain yaitu robohnya rumah warga miskin yang perlu segera mendapat bantuan.
Kegiatan Posyandu untuk Balita dan Lansia di hari yang sama dilakukan sebulan sekali. Meja dan kursi di Posyandu sangat kurang.
Untuk Balita ada PMT berupa kacang hijau ada tapi sangat kurang karena jumlah Balita sangat banyak mencapai 105 orang, sementara untuk Lansia tidak ada sama sekali.
Untuk Lansia hanya dilakukan cek kesehatan. Adanya bantuan alat pengukur tekanan darah tapi jumlahnya kurang. Jika ada petugas dari Puskesmas maka akan dilakukan pengecekan gula darah. Jika tidak ada hanya dilakukan pengecekan tensi darah dan berat badan saja. Pengecekan kolestrol dan asam urat belum ada sama sekali.
Biaya untuk Posyandu sangat kurang dan dibagi-bagi seadanya, dibantu uang kas yang sangat minim dari iuran ibu-ibu. Donatur tidak ada sama sekali.
Masalah stunting sekarang sudah beres dengan makanan tambahan untuk stunting dari Program Dapur Dahsyat dan BOK yang berlangsung hampir 3 bulan untuk anak-anak yang terkena stunting. Program BOK ini masih dilanjutkan untuk ibu hamil. Program ini berbeda dengan PMT.
Agar semua bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan RT dan RW setempat, karena seringkali tidak tepat sasaran. Ada warga mampu yang mendapat bantuan, sementara warga tidak mampu tidak mendapat bantuan. Bahkan orang paling kaya di RT saja pernah mendapat bantuan.
Perlunya penanganan sampah yang baik, disertai tempat sampah yang memadai, terlebih saat ini sudah masuk musim hujan. Selain kurang jumlahnya, tempat sampah yang ada saat ini dalam kondisi rusak
Usulan tambahan agar gaji atau kesejahteraan Pengurus RT dan RW dapat ditingkatkan lagi, mengingat tugas-tugasnya yang sangat berat.